Gereja adalah
persekutuan yang semua anggotanya sungguh-sungguh sederajat martabatnya,
sederajat pula kegiatan umum dalam membangun Tubuh Kristus (LG 31). Ada fungsi
khusus dalam Gereja yang diemban oleh hierarki, ada corak hidup
khusus yang dijalani biarawan/wati, ada fungsi dan corak hidup
keduniaan yang menjadi medan khas para awam. Tetapi yang pokok
adalah iman yang sama akan Allah dalam Kristus oleh Roh Kudus. Yang umum lebih
penting daripada yang khusus.
1. Hierarki
Kata hierarki berasal
dari bahasa Yunani “hierarchy”yang berarti jabatan (hieros) suci
(archos). Itu berarti bahwa yang termasuk dalam hierarki adalah mereka yang
mempunyai jabatan karena mendapat penyucian melalui tahbisan. Dan orang yang
termasuk hieraki disebut sebagai para tertahbis.
Namun, pada umumnya
hierarki diartikan sebagai tata susunan. Hieraki sebagai pejabat umat beriman
kristiani dipanggil untuk menghadirkan Kristus yang tidak kelihatan sebagai
tubuhNya, yaitu Gereja. Dalam tingkatan hieraki tertahbis (hierarchia ordinis),
Gereja terdiri dari Uskup, Imam, dan Diakon (KHK 330-572). Menurut tata susunan
yuridiksi (hierarchia yurisdictionis), yurisdiksi ada pada Paus dan para Uskup
yang disebut kolegialitas. Kekhasan hierarki terletak pada hubungan khusus
mereka dengan Kristus sebagai gembala umat.
Struktur hierarki
bukanlah suatu yang ditambahkan atau dikembangkan dalam sejarah Gereja. Menurut
ajaran Konsili Vatikan II, struktur itu dikehendaki Tuhan dan akhirnya berasal
dari Kristus sendiri. Hal ini dapat dilihat dalam sejarah hierarki di bawah
ini:
a. Jaman
Para Rasul
Awal perkembangan
hirarki adalah kelompok kedua belas rasul. Kelompok inilah yang pertama-tama
disebut rasul. Rasul atau “apostolos” adalah utusan. Akan
tetapi setelah kebangkitan Kristus, sebutan rasul tidak hanya untuk kelompok
kedua belas, melainkan juga utusan-utusan selain kelompok kedua belas itu.
Bahkan akhirnya, semua “utusan jemaat” (2Kor8:22) dan semua “utusan Kristus”
(2Kor 5:20) disebut rasul. Lama kelamaan, kelompok rasul lebih luas dari pada
kelompok kedua belas rasul. Sesuai dengan namanya, rasul diutus untuk
mewartakan iman dan memberi kesaksian tentang kebangkitan Kristus.
b. Jaman
sesudah Para Rasul
Setelah kedua belas
rasul tidak ada, muncul aneka sebutan, seperti “penatua-penatua” (Kis 15:2),
dan “rasul-rasul”, “nabi-nabi”, pemberita-pemberita Injil”, gembala-gembala”,
“pengajar” (Ef 4:11), “episkopos” (Kis 20:28), dan “diakonos” (1Tim 4:14). Dari
sebutan itu ada banyak hal yang tidak jelas arti dan maksudnya. Namun pada
akhir perkembangannya, ada struktur dari Gereja St. Ignatius dari Antiokhia
yang mengenal sebutan “penilik” (episkopos), “penatua” (prebyteros), dan
“pelayan” (diakonos). Struktur inilah yang selanjutnya menjadi struktur
hierarki Gereja yang menjadi Uskup, Imam, dan diakon. Di sini yang penting,
bukanlah kepemimpinan Gereja yang terbagi atas aneka fungsi dan peran,
melainkan bahwa tugas pewartaan para rasul lama-kelamaan menjadi tugas
kepemimpinan jemaat.
2. Awam
Kaum awamadalah
semua orang kristen yang tidak termasuk dalam golongan tertahbis dan biarawan
biarawati, yaang adalah orang-orang yang yang dengan pembaptisan menjadi
anggota gereja dan dengan caranya sendiri mengambil bagian dalam tugas Kristus
sebagai imam, nabi, dan raja.
Kaum Awam dapat di
definisikan secara:
· Definisi
teologis: Awam adalah warga negara yang tidak ditahbiskan. Jadi awam
meliputi biarawan seperti suster dan bruder yang tidak menerima tahbisan suci.
· Definisi
tipologis: Awam adalah warga gereja yang tidak ditahbiskan dan juga bukan
biarawan biarawati.
Bagi kaum awam,
perutusan Gereja Katolik bukan saja dibidang liturgi dan pewartaan, tetapi juga
dibidang pengembalaan. Misalnya sebagai:[13]
ü Pengurus
Dewan Paroki Tugasnyaadalah memikirkan, merencanakan, memutuskan dan
mempertanggung-jawabkan hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan dan karya
paroki. Misalnya kegiatan pewartaan sabda, perayaan liturgi dan membangun
masyarakat.
ü Pengurus
Wilayah atau Stasi Tugasnya adalah mengkoordinasi kegiatan antar
lingkungan yang berada didalam wilayah Dewan Parokinya.
ü Pengurus
Lingkungan Tugasnya adalah menampung dan menyalurkan masalah-masalah yang
ada di lingkungan kepada Dewan Paroki atau Pastor Parokinya. Juga mengadakan
pendataan dalam lingkungan atau kelompok dan mengadakan pertemuanbersama dengan
Pengurus Kelompok.
ü Pengurus
Kelompok Tugasnya adalah menjadi tumpuan utama dan pertama untuk
mengembangkan kehidupan umat Katolik. Merekalah yang melakukan berbagai program
lingkungan dalam rangka pembinaan umat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar